Selasa, 07 Februari 2023

Mengenal pantun

 




 Pertemuan ke  : 13

Gelombang      : 28

Hari,Tanggal    : Senin, 06 Februari 2023

Judul              :  Kaidah Pantun

Nara Sumber  : Miftahul Hadi,S.Pd.

Moderator      : Dail Ma’ruf, M.Pd.

Malam ini pertemuan ke13 dalam kegiatan belajar menulis nusantara dengan materi kaidah pantun, materi yang disampaikan oleh narasumber hebat yaitu Miftahul Huda dan di moderator oleh bapak dail maruf. Semua peserta antusias mengikuti program ini. Resume pertemuan ini sangat bermanfaat untuk penulis pantun pemula. https://anyflip.com/wiirj/cfbd/

Terima kasih kami ucapkan kepada om Dr. Jay yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk berbagi praktik baik di KBMN PGRI gelombang 28 Di Jawa, pantun dikenal dengan istilah parikan (Suseno, 2006) Pantun diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda  pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis (17/12/2020)

Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019) Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019)

Kegunaan pantun itu ternyata banyak sekali. Selain untuk komunikasi sehari-hari pada zaman dahulu. Pantun bisa juga digunakan untuk mengawali sambutan pidato. Bisa juga untuk lirik lagu, perkenalan, ataupun dakwah bisa juga disisipi pantun.

selain itu Pantun juga melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar

1 bait pantun terdiri atas empat baris

Tiap baris terdiri dari Delapan sampai dua belas suku kata.

Baris pertama dan kedua disebut sampiran

Baris ketiga dan keempat disebut isi

Pantun yang baik, memiliki sajak a-b-a-b

Apakah boleh pantun menggunakan sajak a-a-a-a??

Boleh saja, namun akan mengurangi keindahan pantun itu sendiri.

Mas, kadang saya pernah membaca pantun hanya dua baris, disebut apa itu??

Pantun dua baris disebut juga karmina atau pantun kilat.

Cara menentukan persajakan, bisa kita lihat Rima (bunyi akhir) tiap baris

Sudah gaharu Cendana pula,

Sudah tahu bertanya pula.

Baru tahu kalau namanya karmina tadz?

Lalu, apa bedanya pantun, syair, gurindam dengan karmina??

Ciri-ciri Pantun sudah kami jelaskan di atas.

Syair, hampir sama seperti pantun. Terdiri atas empat baris. Memiliki sajak a-a-a-a. Baris satu sampai empat memiliki hubungan/saling berkaitan

Inilah kisah bermula kawan

Tentang negeri elok rupawan

Menjadi rebutan haparan jajahan

Hidup mati pahlawan memperjuangkan

Engkau telah mafhum kawan

Penggenggam bambu runcing ditangan

Pemeluk tetes darah penghabisan

Syahdan, Tuhan karuniai kemerdekaan.

Ini contoh syair bapak ibu.

Seperti puisi

Nah, kalau gurindam hanya terdiri atas dua baris. Memiliki sajak a-a. Baris pertama dan kedua saling berhubungan.

Contoh gurindam :

Jika rajin salat sedekah,

Allah akan tambahkan berkah.

Karmina, terdiri atas dua baris. Baris pertama dan kedua tidak ada hubungannya.

Carilah kata yang memiliki bunyi akhir sama. Minimal dua huruf bapak ibu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Usaha Penerbitan Buku

  Judul   :   Inovasi Penerbitan Buku   Resum ke-   :   30   Resume ke.        : 30 Gelombang        : 28 Hari...