Senin, 30 Januari 2023

Belajar Menulis Fiksi

 


Resume Ke                    : 10

Gelombang                    : 28

Hari tanggal                  : Senin, 30 Januari 2023

Tema                            : Kiat Menulis Cerita Fiksi

Narasumber                  : Sudomo, S. Pt

Moderator                      : Bambang Purwanto, S. Kom. Gr

 

Tanpa terasa malam ini kita sudah memasuki pertemuan kesepuluh kelas belajar menulis nusantara (KBMN) gelombang 28. Pada malam ini materi yang akan adalah kiat menulis cerita fiksi yang akan disampaikan oleh Sudomo, S.Pt dan yang menjadi moderator adalah Bambang Purwanto, S.kom,Gr. Peserta diajak untuk mengenal profil pembicara pada malam hari ini melalui tautan https://s.id/ProfilSudomoSPt

Bapak/Ibu Guru Hebat... Pada kesempatan malam ini kita akan sama-sama belajar menulis dengan topik sesuai yang sudah disampaikan oleh Mr. Bams, yaitu Kiat Menulis Cerita Fiksi. Malam ini saya akan berbagi dengan menggunakan alur MERDEKA, yaitu Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, dan Aksi Nyata.

Pembelajaran kali ini pembicara memberikan 7 alur yang akan disampaikan agar dapat tersampaikan secara rapih dan dapat diterima dengan peserta yaitu:

1.   Mulai dari Diri. Pada alur ini, saya ingin kita bisa berbagi tentang pengalaman Bapak/Ibu dalam menulis cerita fiksi. Bapak/Ibu bisa mengirimkan cerita singkat terkait pengalaman. Bisa pengalaman mengalami kendala memulai menulis cerita fiksi. Bisa juga tantangan yang dihadapi saat menulis cerita fiksi.  Bapak/Ibu tidak perlu ragu, ya. Tuliskan saja pengalaman terkait menulis fiksi. Jika memang belum pernah menulis fiksi, tidak apa-apa juga dituliskan belum pernah.

Menulis cerita fiksi, tak terlintas sedikitpun dibenak saya. Kalau membaca cerita fiksi, itu saya suka. Jaman saya usia SMP, uang jajan lebih sering saya gunakan untuk menyewa novel daripada jajan makanan. Tetapi untuk membuat sendiri cerita fiksi tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Wah! Ternyata luar biasa sekali pengalaman Bapak/Ibu Guru Hebat dalam menulis cerita fiksi. Dari beberapa yang telah masuk, bisa kita garis bawahi terkait adanya niat/komitmen, outline/kerangka karangan, tema, memulai menulis, dll.

2.    Eksplorasi Konsep. Pada alur ini, Bapak/Ibu saya persilakan mempelajari secara mandiri materi yang telah saya siapkan dalam bentuk cerita pendek. Bapak/Ibu bisa membaca dan membuat catatan/pertanyaan terkait materi yang ingin digali lebih dalam lagi. Silakan membaca di tautan ini https://s.id/MateriSudomo

Garis besar materi dari cerpen tersebut adalah alasan mengapa harus menulis cerita fiksi, syarat bisa menulis cerita fiksi, bentuk-bentuk cerita fiksi, unsur-unsur pembangun cerita fiksi, dan tips menulia cerita fiksi. Baiklah, Bapak/Ibu. Sambil terus membaca, saya akan membagikan beberapa poin penting materi kita malam ini. Terutama untuk hal-hal yang mungkin baru bagi Bapak/Ibu.

      I.         fiksimini, yaitu fiksi singkat yang hanya terdiri dari beberapa kata saja. Berikut adalah contoh fiksimini yang terkenal for sale: baby shoes, never worn. Ernest Hemingway. Jika diperhatikan, secuil kalimat itu memiliki maknanya luas dan dalam.

    II.         flash fiction, yaitu cerita kilat dengan kekhususan jumlah kata. Biasanya mengandung plot twist.

   III.         Selanjutnya adalah terkait unsur pembangun cerita fiksi yang perlu ditambahkan adalah premis. Premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat. Contoh premis: Seorang anak yang berjuang melawan penyihir jahat demi kedamaian dunia. Itu adalah premis dari novel Harry Potter. Kekuatan premis adalah mampu menggambarkan novel yang tebal hanya dalam satu kalimat saja. Premis mengandung unsur, yaitu tokoh, tantangan, tujuan tokoh, dan resolusi.

3.    Ruang Kolaborasi. Pada alur ini saya berikan beberapa kalimat, silakan Bapak/Ibu lanjutkan sendiri menjadi satu paragraf nanti di dalam resume, ya. Perlahan suara-suara itu menghilang. Dalam gulita aku menggigil sendirian. Mendadak bulu kudukku meremang. Terdengar suara di kejauhan. Semakin lama kian mendekat.

4.    Demonstrasi Kontekstual. Pada alur ini silakan Bapak/Ibu menuliskan 5 tema yang paling Bapak/Ibu sukai dan kuasai. Bapak/Ibu boleh menuliskannya di notes HP atau docs atau di mana saja.

5.    Elaborasi Pemahaman. Pada alur ini kita akan lebih melakukan tanya jawab. Silakan Bapak/Ibu mengirimkan pertanyaan terkait materi terutama menyangkut hal-hal yang ingin diperdalam lagi.

6.    Koneksi Antarmateri. Pada alur belajar ini, silakan Bapak/Ibu menuliskan kesimpulan dari materi belajar malam ini. Kesimpulan belajar malam ini, silakan Bapak/Ibu tuliskan di resume yang Bapak/Ibu buat.

7.    Aksi Nyata. Alur belajar ini, yaitu terkait dengan penerapan materi malam ini dalam bentuk tulisan, yaitu resume hasil belajar. Silakan Bapak/Ibu membuat resume hasil belajar malam ini di blog masing-masing. Bentuk resume bebas ya. Materi lebih lengkap bisa Bapak/Ibu tonton di channel Youtube saya di https://youtu.be/dXX9RWxT_u8

Jumat, 27 Januari 2023

Empat Cara Menulis Itu Mudah

 







Resume ke        :      9

Gelombang       :      28

Tanggal             :      27 Januari 2023

Tema                 :      Menulis Itu Mudah

Narasumber      :      Prof. Dr. Ngainun Naim

Moderator         :      Lely Suryani, S.Pd. SD

 

Tak terasa mala mini sudah memasuki pertemuan ke 9 dari kelas belajar menulis nusantara gembang ke 28 dimana pada malam hari ini yang menjadi pembicara adalah bapak Prof.Dr. Ngainun Naim dengan yang dimoderatori oleh ibu Lely Suryani, S.Pd. SD dengan materi yang sangat menarik yaitu Menulis itu Mudah.

Narasumber kita malam hari ini adalah seorang kyai , Beliau adalah Prof. Ngainun Naim yang juga seorang dosen di Perguruan Tinggi Negeri dan beliau akan membagikan tips dan triknya di malam ini.

Pembicara membagikan pengalamannya Saya tidak akan menjelaskan bahwa menulis itu mudah atau sulit. Saya hanya ingin mengajak Bapak Ibu sekalian bisa menulis. Caranya satu: dengan menulis. Pertanyaannya: apa yang mau ditulis? Saya punya satu tulisan sederhana. Tulisan beberapa tahun lalu. Tulisan ini hanya beberapa paragraf. Berkisah tentang suasana ramadhan di Alun-Alun Trenggalek tempat saya tinggal. https://ngainun-naim.blogspot.com/2016/06/suatu-sore-di-bulan-ramadhan.html  https://www.spirit-literasi.id/2022/12/dari-wa-ke-dunia-nyata.html.

Ini contoh lagi tentang kisah pertemuan saya dengan seorang sahabat yang sebelumnya hanya saya kenal di WA.

Intinya saya ingin menyampaikan salah satu kunci menulis yang mudah

 (1) Menulislah hal-hal sederhana yang kita alami. Jadi pengalaman hidup sehari-hari itu sumber tulisan yang subur. Kita akan mudah menuliskannya karena kita menceritakan apa yang kita alami. Tidak usah bingung2 mencari ide yang lain. Kita alami sehari-hari. Tulis saja. Jangan takut salah atau jelek.  Takutlah jika tidak menulis

Jadi kunci yang pertama harus dijalankan, menulis akan mudah.

(2): jangan menulis sambil dibaca lalu diedit. Itu menjadi hambatan psikologis dalam menuangkan pikiran. Nulis itu ya nulis keluarkan saja apa yang ada dalam pikiran secara bebas. terus saja menulis. Nah, selesai menulis atau karena sudah habis yang mau ditulis, tinggalkan dulu simpan di computer jangan dibaca dulu cari suasana psikologis yang berbeda istilahnya endapkan dulu. Saat berbeda, misalnya nulisnya pagi, maka saat sore baru dibaca. Cermati kalimat demi kalimat. Tambahkan ide yang ada jika memang perlu ditambah. Jika ada typo, perbaiki. Sebelum mengunggah ke blog atau Kompasiana, saya selalu membaca ulang tulisan saya. Bisa sekali atau dua kali.

Prinsip saya sederhana: meminimalkan hal yang tidak sesuai dengan keinginan saya.

Kenapa? Karena tulisan kita adalah jejak kita. https://www.kompasiana.com/ngainun-naim.berbagi/63d1f30408a8b51db6795d52/menjadikan-literasi-sebagai-tradisi.

Ini contoh tulisan saya yang saya edit beberapa kali. Ada yang komentar tulisan saya berat-berat, padahal ringan he he he. Saya menulis keduanya Bu. Berat dan ringan.Berat itu ya untuk kepentingan akademik karena saya seorang guru besar. Ringan itu untuk kepentingan publik karena saya menyukai menulis apa pun.

(3) menulis tentang perjalanan. Ini juga jenis tulisan yang mudah dibuat. Kita semua sangat sering melakukan perjalanan. Nah, apa-apa yang kita lakukan di perjalanan bisa kita tulis. Jika Bapak Ibu rekreasi, tulis saja hal-hal yang Bapak Ibu alami. Itu mudah karena kita menjalaninya. https://ngainun-naim.blogspot.com/2020/02/senja-di-pantai-warna-oesapa.html.  Ini contoh catatan saya ke Kupang sebelum pandemi.

(4) saya akan berikan satu lagi kunci menulis yang membuat menulis menjadi mudah, yaitu menulis secara ngemil. Sedikit demi sedikit. Saya nyaris setiap hari menulis beberapa jenis tulisan. Sampai di kantor saya menulis untuk blog. Paling 1-2 paragraf. Saya kira 4 hal itu saja yang saya sampaikan. Itu mudah untuk dipraktikkan.

Rabu, 25 Januari 2023

Kiat Konsisten Menulis di Blog

 



Judul                : Kiat Konsisten Menulis di Blog

Resume Ke      : 8

Gelombang      : 28

Tanggal            : 25 Januari 2023

Tema                : Komitmen Menulis di Blog

Narasumber     : Drs. Dedi Dwitagama, M.Si.

Moderator        : Sigid PN, S.H.

 

Malam ini kita semua melanjutkan pertemuan ke 8 dalam kelas belajar menulis gelombang 28 dimana yang menjadi pembicara adalah seorang motivator terkenal penulis blog dan buku yaitu bapak dedi dwitagama, yang dimoderatori oleh Sigit PN. Pertemuan tersebut dimulai oleh pembicara dengan mempersilahkan masing masing perserta untuk mencari biodata dari pembicara melalui internet dan dipersilahkan untuk berbicara diforum zoom.

Bagi saya pertemuan dengan pak dedi ini bukan hal yang baru karena dahulu beliau pernah saya undang memberikan motivasi dihadapan siswa/I kelas 12 dalam rangka menghadapi ujian nasional. Pak dedi ini merupakan motivator yang luar biasa sudah banyak memberikan masukan nasehat untuk semua kalangan baik itu siswa maupun guru. Namun dalam pertemuan kelas kali ini materi yang akan beliau sampaikan adalah focus menulis blog harapan nya peserta yang hadir dapat selalu konsisten dalam menulis diblognya masing masing.

Kita semua masih ingat guru idola yang mengajar kita semua pada waktu sekolah dasar sampai tingkat sekolah menengah atas. Guru yang menurut kita terbaik diantara guru yang lain disekolah tersebut namun sekarang ketika kita cari nama guru idola kita tersebut dimesin pencarian google nama guru kita tidak ketemu. Kenapa karena menurut pembicara guru idola kita tidak produktif. Walaupun pada saat itu internet memang tidak ada tetapi yang membuat kitab isa mencari nama guru kita bukan internet tetapi produktif atau tidak.

Untuk sekarang ini walaupun kita sudah lulus dalam seleksi guru penggerak pun apa bila kita tidak produktif untuk menghasilkan hal yang baru maka kita akan hilang dan tidak bisa dikenal oleh masyarakat lainya. Kita dapat membuat berbagai karya tetapi cara mudah kita untuk dapat dikenal dengan jalan menulis. Dengan menulis kitab isa memiliki karya yang dapat manfaatkan oleh masyarakat.

Lantas seperti apa guru produktif itu

Guru yang dapat melakukan sesuatu ditengah kesibukannya dan menghasilkan sesuatu semua kita lakukan sesuai yang disepakati dan tentunya konsisten terhadap diri kita sendiri. Dan di akhir menghasilkan sebuah karya yang terbaik

Guru yang bukan hanya dinilai dari seragam, guru yang berani keluar dari zona nyamannya melakukan sesuatu diluar kebiasaan dia sebagai guru, melakukan hal yang beda dari biasanya sehingga dia dapat dilihat karya nya.

Guru yang bukan hanya melakukan hal yang itu saja seperti tupoksinya dalam mengajar tetapi dia bisa lakukan hal selain dari itu. Walaupun guru yang lain tidak mau berkembang tetapi kita harus berani berkembang.

Guru produktif itu penuh dengan percaya diri yang tinggi, memiliki penghasilan yang lain. Dan mampu mengenalkan sekolahnya dengan hal hal yang bermanfaat.

Bagimana cara guru untuk bisa produktif

Guru dapat menulis buku hanya saja ketika buku kita kalah bersaing dengan penulis yang lain maka karya kita akan hilang dan tidak diminati oleh orang lain. Kita juga bisa menulis dimedia masa nama kita akan cepat dikenal tetapi untuk saat ini banyak media yang gulung tikar. Maka pembicara menyarankan kepada peserta untuk menggunakan blog sabagai sarana menulis yang produktif. Karena blog ini akan selalu tersimpan rapi walaupun penulisnya sudah tidak aktif atau sudah meninggal.

Saat ini era nya berganti dari yang kertas menjadi penggunaan internet dan HP sehingga menulis diblog dapat dimaksimalkan oleh guru guru yang produktif. Melalui blog ini kita bisa gunakan untuk kegiatan pembelajaran, memperkenalkan sekolah kita, menceritakan keberhasilan kita ketika membimbing anak perlombaan dan masih banyak yang dapat kita lakukan. Dan pembicara menyarankan kita untuk menuliskan setiap yang kita lakukan didalam blog pribadi kita. Karena manusia mati meninggalkan jejak nah blog kita sebagai jejak kebaikan.

Tips untuk dapat menulis konsisten diblog

1.    Tentukan tujuan tulisan kita agar kita dapat focus dalam menulis diblog

2.    Buatlah outline agar tulisan kita terarah dan mudah dipahami

3.    Mulailah menulis sekarang

4.    Selesaikan tulisan kita

5.    Segera dipublish

6.    Ikutlah komunitas penulis sehingga terjaga semangat kita

7.    Membaca tulisan orang lain

8.    Perkenalkan diri kita kepada orang lain.

9.    Ikut berorganisasi

Blog ini adalah media yang mudah digunakan oleh siapapun dan kitab isa menulis apa saja untuk itu pembicara menyarankan kita semua untuk gunakan kesempatan ini agar dapat dimanfaatkan untuk kebaikan kebaikan.

Senin, 23 Januari 2023

Mati Ide dan Cara Mengatasinya

 






Resume ke      : 7

Tanggal           : 23 Januari 2023

Nara sumber   : Ditta Widya Utami, S.Pd, Gr.

Gelombang     : 28

Tema               : Mengatasi Writer's Block

Moderator       : Ralliyanti, S.Sos, M.Pd.

Alhamdulillah malam ini kita memasuki pertemuan ke-7 kelas belajar menulis nusantara dimana yang menyampaikan materinya Ibu Ditta Widya Utami, S.Pd.,Gr dan moderator Raliyanti, S.Sos.,M.Pd. Pembicara kita pada malam ini seorang ibu muda yang geulis, smart, baik hati dan tidak sombong. Seorang guru dengan prestasi-prestasinya yang luar biasa. Silakan dilihat dulu profil narsum kita malam ini di sini: https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html?m=1 Seorang guru berprestasi dan sangat menginspirasi. Yang akan menyampaikan dan memberikan materi malam ini yang bertema "Mengatasi Writer's Block"

Pembicara merupakan alumni kelas menulis yg kini bernama KBMN. Tepatnya alumni Gelombang Ke-7. Siapa pun yang ingin menjadi penulis andal, maka harus siap dengan prosesnya. Tak bisa instan tentu. Diperlukan jam terbang yang cukup banyak agar bisa menjadi seperti Omjay, Bunda Kanjeng, Pak Dail, Bunda Aam, Bu Rali, Mr. Bams, Prof. Eko, dan lainnya yang tak bisa saya sebut satu per satu.

Kegiatan awal menulis itu dilakukan ketika masih disekolah dasar dengan menulis buku harian atau diary. Lalu saat SMP, sering mengirim tulisan ke mading sekolah dan pernah menulis cerita di buku tulis yang dibaca bergiliran oleh teman-teman. Atas arahan guru Bahasa Inggris saya saat itu, saya juga menulis diary dalam bahasa Inggris.

Dilanjutkan SMA, saya masih tetap menulis diary. Beberapa teman dekat yang membaca diary saya sempat berkomentar bahwa tulisan saya sudah seperti novel. Namanya anak remaja, banyak emosi yang dituangkan dalam catatan Ditta remaja. Namun belakangan, saya tahu bahwa menulis apa pun yang kita rasakan bisa menjadi self healing yang baik. Bahkan saat ini, beberapa psikolog ada yang menyarankan kepada para pasiennya untuk menulis sebagai salah satu cara mengatasi depresi dsb.

Rupanya kebiasaan menulis tersebut memberi banyak manfaat. Misalnya ketika kuliah, saya pernah membuat buku Petualangan Kimia bersama rekan saya dan diikutsertakan dalam Lomba Kreativitas Mahasiswa di Jurusan. Alhamdulillah meraih posisi kedua. Di saat kuliah juga, saya menulis proposal bersama teman-teman dan kami berhasil mendapat dana hibah untuk asosiasi profesi dari Dikti hingga 40 juta. Di tahun 2009-2010 jumlah tersebut tentu sangat besar.

Awal masuk dunia kerja, bisa dibilang saya cukup vakum menulis. Mengajar di boarding school dengan aktivitas yang padat membuat saya mengambil jeda sejenak dalam dunia kepenulisan. Hingga akhirnya di awal masa pandemi, saya mengikuti kelas menulis bersama PGRI dan masuk di angkatan ke-7. Saya sangat bersyukur, karena berawal dari arahan untuk membuat resume, saya kemudian kembali aktif menulis di blog. Bahkan berkesempatan menulis bersama Prof. Eko. Alhamdulillah menjadi 1 di antara 9 orang (angkatan pertama tantangan Prof. Eko) yang bukunya terbit di penerbit mayor.

Karena terbiasa menulis juga, alhamdulillah saya bisa menyelesaikan esai di seleksi Calon Pengajar Praktik Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3 dan lulus. Alhamdulillah saat ini sedang bertugas lagi di Angkatan 6. Ibu dan Bapak hebat dimana pun Anda berada, kita yang tergabung dalam grup ini tentu sepakat bahwa menulis memiliki banyak manfaat (disadari/tidak).

Ada yang menulis karena hobi, kebutuhan, tuntutan profesi, dan lain sebagainya. Apa pun alasannya, aktivitas menulis memang tak bisa lepas dari kita sebagai makhluk yang berbahasa dan berbudaya.

Nah, lalu apa kaitannya cerita saya dengan writer's block?

Pertama, mari kita samakan persepsi bahwa aktivitas menulis itu maknanya luas. Sebagaimana dalam kisah di awal, ada tulisan pribadi dalam bentuk diary, ada karya tulis ilmiah, ada cerpen, artikel, resume, dsb. Menulis adalah kata kerja yang hasilnya bisa sangat beragam. Oleh karena itu tak hanya novelis, cerpenis, jurnalis atau blogger, namun ada juga copywriter yg tulisannya mengajak orang untuk membeli produk, ada content writer yang bertugas membuat tulisan profesional di website, ada script writer penulis naskah film/sinetron, ada ghost writer, techincal writer, hingga UX writer, dll.

Faktanya, penulis-penulis tersebut masih bisa terserang virus WB alias Writer's Block.

Tak peduli tua atau muda, profesional atau belum, WB bisa menyerang siapa pun yang masuk dalam dunia kepenulisan. Oleh karena itu, penting bagi seorang penulis untuk mengenali WB dan cara mengatasinya. WB ini bisa menjangkit dalam hitungan detik, menit, hari, minggu, bulan, bahkan tahunan. Tergantung seberapa cepat kita menyadari dan mengatasinya. Sederhananya, WB adalah kondisi dimana kita mengalami kebuntuan menulis. Tak lagi produktif atau berkurang kemampuan menulisnya.

Hal ini bisa terjadi dengan disadari atau pun tidak. Istilah writer's block sebenarnya sudah ada sejak tahun 1940an. Diperkenalkan pertama kali oleh Edmund Bergler, seorang psikoanalis di Amerika. Berkaca dari pengalaman, WB ini bisa terjadi berulang. Me-reinfeksi kita sebagai penulis. Itulah mengapa saya katakan WB ini sebagai "virus" yang sesekali bisa aktif bila kondisinya memungkinkan.

Ibarat penyakit, tentu akan lebih mudah disembuhkan bila kita mengetahui faktor penyebabnya, bukan? Begitu pula dengan WB. Agar bisa terhindar atau segera terlepas dari WB, maka kita perlu mengenali penyebabnya.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat mengakibatkan WB:

Mencoba metode/topik baru dalam menulis sebenarnya bisa menjadi penyebab sekaligus obat untuk WB.

Misal ketika jadi penyebab: Ada orang yang senang menulis cerpen atau puisi. Kemudian tiba-tiba harus menulis KTI yang tentu saja memiliki struktur dan metode penulisan yang berbeda. Bila tak lekas beradaptasi, bisa jadi kita malah terserang WB.

Lalu bagaimana ini bisa menjadi salah satu obat WB? Jawabannya akan berkaitan dengan faktor penyebab WB yang kedua dan ketiga. Dalam Kamus Psikologi, stres diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin, tegangan dan konflik. Lelah fisik/mental akibat aktivitas harian yang padat juga dapat memicu stress. Pada akhirnya, jangankan menulis, kita bisa merasa jenuh dan suntuk. Terserang WB deh.

Maka, mencoba hal baru dalam menulis bisa jadi alternatif solusi.

Mempelajari hal-hal baru yang berbeda dg sebelumnya pasti menyenangkan. Beberapa teman dan saya sendiri terkadang memilih untuk sejenak rehat dan melakukan hal yang disukai untuk refreshing. Membaca buku-buku ringan untuk cemilan otak juga bisa jadi solusi mengatasi WB. Biar bagaimanapun, WB bisa terjadi karena kita belum bisa mengekspresikan ide dalam bentuk kata. Dengan membaca, kita bisa menambah kosa kata. Pada akhirnya, jika diteruskan insya Allah bisa sekaligus mengatasi WB.

Terakhir yang bisa menyebabkan WB adalah terlalu perfeksionis.

Tapi, justru itulah salah satu kunci menghadapi WB. Bila saat itu saya terlalu perfeksionis, terlalu memikirkan apakah tulisan saya sudah sesuai kaidah atau belum, niscaya diary berbahasa Inggris itu tidak akan pernah rampung. Kondisi menulis dimana kita tidak memikirkan salah eja, salah ketik, koherensi dsb ternyata dalam dunia psikologi dikenal dengan istilah free writing atau menulis bebas.

Nah, jadi siapa di sini yang masih khawatir tulisannya tidak dibaca? Khawatir dinyinyir orang? Khawatir dikritik ahli? Khawatir tulisannya nggak bagus? Dan masiiih banyak kekhawatiran lainnya. Yuk, dicoba menulis bebas untuk mengatasi salah satu penyebab WB-nya. Bukankah tulisan yang buruk jauh lebih baik daripada tulisan yang tidak selesai?

Jumat, 20 Januari 2023

Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu

 



Resume            : ke-6

Gelombang     : 28

Hari/ Tanggal: Jumat, 20 Januari 2023

Tema                : Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu

Narasumber   : Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A.

Moderator       : Aam Nurhasanah, S.Pd.

Malam ini merupakan pertemuan keenam dari kelas belajar menulis nusantara kelombang ke 28 dimana yang akan menyampaikan materi adalah Prof. Richardus Eko Indrajit dengan tema menulis buku mayor dalam dua minggu yang akan dimoderatori oleh Aam Nurhasanah, S.Pd. dari Kabupaten lebak banten. Narasumber kali ini merupakan penulis besar yang kita bisa mengambil pelajaran dari beliau malam ini. Berikut biodata beliau yang bis akita liat https://id.m.wikipedia.org/wiki/Richardus_Eko_Indrajit

Prof telah menghasilkan kurang lebih 121 buku mayor sejak selesai kuliah dan 623 artikel baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa inggris. Kecintaan nya terhadap dunia penulisan dimulai sejak ketika duduk dibangku sekolah dasar dan pada saat SMP tulisan pertamanya terbit disalah satu majalah,

Alasan pembicara senang menulis adalah karena ingin membagi ide, pemikiran, gagasan, dan cerita kepada orang lain. Lama-lama jadi ketagihan menulis. Saya merasa bahwa semakin saya banyak membaca buku dan menonton televisi (dulu belum ada internet), semakin tinggi keinginan saya untuk menulis. Buku Mayor pertama yang terbit adalah di tahun 2000, yaitu dua tahun setelah krisis dan reformasi. Sepuluh buku pertama saya isinya adalah bunga rampai. Setiap buku terdiri dari 50 artikel. Setiap artikel berisi ringkasan SATU TOPIK yang sedang menjadi trend pada saat itu. Saya sendiri tidak menduga ketika begitu banyak oraang yeng membelinya. Sampai akhirnya jadi ketagihan menulis.

Hal lain yang membuat motivasi menulis lebih besar adalah karena banyaknya SMS (dulu belum ada WA) yang masuk ke nomor hp saya mengucapkan terima kasih atas buku yang saya buat. Tentu saja hal tersebut membesarkan hati dan saya merasa hidup saya berguna untuk orang lain. Begitulah pentingnya menulis nomor handphone di setiap buku yang saya tulis. Ketika tanggal 16 Maret 2020 semua guru dan siswa harus belajar dari rumah, saya memutuskan untuk menjadi youtuber.

Setiap hari saya membuat satu youtube, yang isinya hal-hal berkaitan dengan PJJ (karena sedang menjadi pembicaraan nasional). Saya membuat youtube dengan judul aneh-aneh, seperti gamification, flipped classroom, collaborative learning, metaverse, IOT, big data, dan lain sebagainya. Nah ketika Oom Jay mengajak saya untuk mengajarkan guru-guru menulis, saya tergerak untuk bereksperimen. Setiap guru saya minta untuk membuka youtube saya dengan alamat EKOJI CHANNEL

Kemudian setipa guru saya minta untuk menuliskan apapun yang saya omongkan di youtube tersebut. Setelah itu saya memberikan tambahan referensi untuk memperkaya konten. Alhasil, dari 30 guru yang berniat bergabung, 19 buku diterbitkan. Dan dari 19 buku tersebut, satu buku terpilih jadi Buku Terbaik Nasional versi Perpusnas untuk kategori PJJ. Hingga saat inik kalau tak salahk sudah lebih dari 60 buku guru-guru hebat yang berhasil diterbitkan oleh Penerbit ANDI.

Nah pada kesempatan baaik ini, saya ingin mengajak guru-guru yang tertarik untuk menjadi penulis buku mayor yang diterbitkan untuk mendaftarkan diri. Namun kali ini agak berbeda modelnya. Saya akan kasih SEBUAH TEMA, kemudian dengan bimbingan saya dan bu Aam anda mendalami tema tersebut sehingga menjadi buku. Tema saya yang akan membagikan. Yang penting anda berniat serius untuk menulis. Target saya untuk angkatan ini adalah buku-buku sudah masuk ke penerbit. untuk dikurasi SEBELUM Idul Fitri. Ada yang berminat? Silahkan bu Aam mulai menanyakan kepada teman-teman tercinta.

Tidak perlu berfikir panjang-panjang dulu. Mulai dari satu hal yang sederhana. Jangan menuliskan sesuatu yang kita tidak mengerti dan tidak ada sumber referensinya. Makannya dulu kalau bu Aam masih ingat, saya lebih senang mengajak rekan-rekan guru untuk BERJALAN BERSAMA, bukan sekedar BERDISKUSI. Kebanyakan orang senangnya berdiskusi dan TAKUT EKSEKUSI. Kalau saya terbalik, langsung EKSEKUSI di bawah bimbingan saya, baru kita berdiskusi nanti kalau ada hambatan. Carilah judul yang ANTI MAINSTREAM. Kalau yang BIASA-BIASA SAJA, biasanya penerbit mayor tidak tertarik menerbitkannya.

Kamis, 19 Januari 2023

Blog Sebagai Media Pembelajaran

 


 

 

Resume ke      : 5

Gelombang     : 28

Tanggal           : 18 Januari 2023

Tema               : Blog Sebagai Media Pembelajaran

Nara sumber   : Dail Ma'ruf, M.Pd

Moderator       : Purbaniasita KS, S.Pd

 

Malam ini pertemuan kelima KBMN Gelombang 28 dimana pemateri pada kesempatan kali ini adalah bapak Dail Ma’ruf, M.Pd. dengan meteri blog sebagai media pembelajaran. Pertemuan dibuka dengan beberapa pertanyaan yang sering muncul seputar blog diantaranya:

1.    Apa sih blog itu?

2.    Kegunaannya untuk apa?

3.    Apakah bisa blog digunakan sebagai media pembelajaran?

Kata “blog” berasal dari kata weblog yang diperkenalkan pertama kali pada 1998 oleh Jhon Barger. Balik lagi ke materi bahwa Blog sama dengan medsos lainnya seperti FB, IG, Email , Tiktok, dan You Tube bisa kita gunakan untuk hal positif dan manfaat, diantaranya bagi guru, bisa dijadikan media pembelajaran yang efektif. website yang bersifat pribadi dan sering diperbarui dari waktu ke waktu.

Dengan kata lain, blog adalah website yang bersifat personal, yang memuat opini personal dan halhal lain untuk mengaktualisasikan diri dan mengabarknnya pada komunitas global. Banyak orang yang sudah memanfaatkan blog untuk sesuatu yang bermanfaat bahkan sampai menghasilkan uang yang junlah nya tidak sedikit.

Berikut pembagian blog secara umum

1.    Blog bertopik  misalnya khusus kuliner, atau Wisata

2.    Blog Kesehatan saja misal yang di buat ahli Medis, Hallo dok, dll

3.    Blog politik , ini banyak jelang 2024 dan tujuannya ya mengiklankan dirinya atau jagoannya ke Publik supaya dapat dukungan atau suara

4.    Blog Perjalanan, misal pas kemaren bu sita ke jakarta bareng bu Widya ke Kopdar, maka buat blog perjalanan, nanti kl ada Kopdar Jogja 2023, buat lagi,  jalan kemana saja di tayang di blog

5.    Blog Riset, biasanya dimiliki pihak kampus atau lembaga penelitian lainnya, saya pernah kerja di LP3ES slipi. Seru Riset dan Bukunya Kren dan mantap. Majalah Prisma Namanya ditujukan untuk sosialisasi aturan hukum atau advokasi

6.    Blog Media artinya Blog berita. Memberitakan apa saja yang diliput wartawannya

7.    Blog Agama : berisi masalah agama dan solusi dari penulis atau tokoh agama, bsa juga buka rubrik tanya jawab

8.   Blog Bisnis, apapun bisnis kita maka diupoload di Blog detilnya, lalu link di kirim ke orang yang kita harapkan akan berminat . Bisa juga ke grup yang potensial banyak anggotanya termasuk KBMN ini banyak diminati para pengiklan yang bisnis

Minimal ada 5 manfaat dari Blog :

1.    bisa seb rumah belajar bagi guru

2.    media meringankan beban bagi guru

3.    bisa jadi media meningkatkan minat belajar murid

4.    bisa berteman dengan semua manusia dimana saja

5.    dan sebagai media silaturahmi seperti kompasiana. pembacanya ada di semua benua

Salah satu bukti adalah pak Sartono di Magelang yang meneliti di SMAN 2 Magelang antara sebelum dan sesudah menggunakan Blog sebagai Media pembelajaran membuktikan bahwa ada peningkatan yang signifikan dari 55 ke 87 mantap tuh dari tadinya di bawah KKM bisa di atas KKM jika KKMnya 80

Guru besar kita Om jay malah dapat berkah kehidupan dari istiukomah menulis di berbagai Blog bahkan jadi doktor pun dengan judul : Peran Blog kolaborasi dalam meningkatkan prestasi belajar murid

Sebagai referensi silahkan dibaca

https://nani2teacher1navy.wordpress.com/2021/09/18/blog-sebagai-sarana-pembelajaran-2/

Selasa, 17 Januari 2023

Merubah KTI Menjadi Buku

 


Resume Ke      : 4

Gelombang      : 28

Tanggal            : 16 Januari 2023

Tema                : Menulis Buku Dari Karya Ilmiah

Narasumber     : Eko Daryono, S.Pd

Moderator        : Nur Dwi Yanti, S.Pd

Pada malam ini Pertemuan ke-4 ini dipandu oleh moderator Nur Dwi Yanti, S.Pd, merupakan alumnus Kelas Belajar Menulis nusantara gelombang 24, yang sekarang bergabung menjadi tim solid omjay. Kalimat pembuka materi disajikan dengan kutipan dari tokoh motivational speaker terkenal Amerika John Maxwell, menggambarkan passion sebagai "the fuel for will" atau bahan bakar untuk kemauan. Dalam artian passion mengubah "keharusan" menjadi "kemauan.".

Jadi ketika kita sangat menginginkan sesuatu, kita akan menemukan tekad untuk melakukannya dan tidak akan berhenti sampai benar-benar mencapainya. Selama 2 hari sejak pelatihan bersama Narasumber yang hebat sebelumnya, group ini selalu ramai dengan semangat para peserta dalam menyampaikan resume pelatihan bahkan tulisan-tulisan bebas yang sudah dipublikasikan melalui blog masing-masing. Menunjukan minat dan motivasi yang luar biasa dalam kegiatan menulis.

Inilah komitmen dan konsisten dalam menulis, sama halnya saat kita melakukan suatu analisis, menguji suatu tindak penelitian sehingga terbentuklah laporan dituangkan dalam karya tulis yang kita kenal karya ilmiah. Namun sayangnya terkadang karya ilmiah tersebut hanya tersimpan di loker lemari kita dan di perpustakaan dan terkadang terlupakan. Malam ini kita akan bersama mengubah karya ilmiah kita menjadi sebuah buku sesuatu yang berharga sehingga pengalaman kita dalam melakukan penelitian dapat dikenal bahkan dapat bermanfaat banyak bagi orang lain.

Acara Puncak pertemuan ke-4 KBMN gelombang pun dimulai dengan menghadirkan narasumber yang kompeten dibidangnya. Beliau adalah Bapak Eko Daryono, S.Kom atau yang biasa dipanggil Mr. Yons, beliau merupakan sosok guru yang bersahaja yang tergerak dan menggerakan dan membawa dampak bagi dirinya serta lingkungannya. Selain sebagai pengajar, juga sebagai penulis, narasumber serta segudang prestasi yang menjadikannya  sebagai sosok yang sangat berkompeten dibidangnya. Pada pertemuan ini beliau akan berbagi ilmu dan pengalaman kepada pembaca sekalian tentang Menulis buku dari karya tulis ilmiah. https://maseko1275.blogspot.com/2021/11/profil.html pemateri

Materi yang pembicara bawakan malam ini adalah Menulis Buku dari Karya Tulis Ilmiah. Lebih tepatnya Menerbitkan buku dari Karya Tulis Ilmiah. Tema yang sekilas teoristis dan bikin pusing mengingat tidak ada standarisasi konversi KTI menjadi buku. Namun demikian, dari berbagai pengalaman yang telah disampaikan oleh para Widyaiswara, Peneliti LIPI, Pakar Menulis akhirnya mengerucut pada standar isi buku. Meski demikian, standar tersebut sifatnya tetap fleksibel. Beda penulis kadang beda persepsi

Pembicara memulai materi dengan menanyakan apa KTI itu

KTI dalam Peraturan Kepala LIPI Nomor 2, Tahun 2014 tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah

 

Apa sajakah yang termasuk KTI

Secara umum KTI ada dua yaitu KTI Nonbuku dan KTI Buku

KTI Nonbuku antara lain : KTI bidang akademis untuk mendapatkan gelar : tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi KTI hasil penelitian : PTK, PTS, best practice, makalah, artikel, jurnal, KTI berupa ulasan atau resensi. KTI Buku : Buku Bahan Ajar : diktat, modul, buku ajar, buku referensi, Buku Pengayaan : monografi, buku teks, buku pegangan, buku panduan, Buku kompilasi : bunga rampai, prosiding

Ternyata tidak semua KTI itu berupa buku. Memang secara wujud, PTK, PTS, Tugas Akhir, skripsi, tesis, desertasi itu berupa buku, namun bukan buku. Lebih tepatnya adalah laporan hasil penelitian dan sifat publikasinya pun terbatas

Bagaimana struktur penulisan KTI

Umumnya seperti struktur bab berikut ini :

Struktur di atas umumnya dijadikan sebagai standar dalam Menyusun bab-bab dalam KTI meskipun untuk KTI sejenis skripsi, tesis, desertasi, tugas akhir memiliki gaya yang berbeda di setiap kampus

Apa sih perbedaan laporan KTI dan KTI yang dikonversi menjadi buku

Secara subtansi isi, tidak ada perbedaan isi laporan KTI dengan isi buku hasil konversinya. Karena sejatinya isi buku mencerminkan keseluruhan isi laporan KTI. Secara sistematika, tentunya gaya penulisan KTI dengan penulisan buku tentu berbeda. Ada penyesuaian-penyesuaian sistematika KTI yang dikonversi menjadi buku dengan tujuan agar kesannya tidak kaku. Misalnya penomoran tiap sub bab-sub bab. Secara Bahasa, meski sama-sama ilmiah, hasil konversinya tentu harus dimodifikasi sehingga Bahasa dalam bukunya lebih luwes, bersifat lugas dan tidak lagi mencantumkan kata-kata seperti penelitian ini, peneliti, teman sejawat, penulis

Bagaimana cara mengkonversi KTI menjadi buku

Judul KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian (baik tempat maupun waktu). Judul buku hasil konversi seperti judul buku-buku yang punya daya tarik dan daya jual harus menarik, unik, mudah diingat, dan mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif. Contoh buku konversi dari hasil penelitian saya sendiri

Memodifikasi Sistematika dan Gaya Penulisan

KTI Nonbuku yang berupa laporan hasil penelitian umumnya ditulis dengan sistematika dan penomoran yang baku seperti yang telah saya uraikan di atas. Nah, pada saat laporan tersebut dikonversi menjadi buku, maka harus dimodifikasi gayanya sesuai dengan gaya penulisan buku. Tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah

Modifikasi Bab I

Bab I yang biasanya PENDAHULUAN boleh tetap dipertahankan judulnya dengan PENDAHULUAN, boleh PEMBUKA atau kata lain yang menggambarkan kemenarikan buku. Pada konversi PTK yang saya buat, saya rubah pendahuluan dengan FENOMENA PEMBELAJARAN TIK yang tentunya berisi mengenai fenomena sebagaimana isi poin latar belakang dalam naskah laporan aslinya ditambah dengan fenomena kekinian agar pentingnya isi buku dapat ditonjolkan sejak awal sehingga pembaca merasa tertarik untuk membaca keseluruhan isi buku. Adapun secara struktur, tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar belakang.

 

Modifikasi Bab II

Saya contohnya isi bab II dari PTK yang saya susun sebagai berikut: Susunan bab dan sub bab di atas saya rubah dalam gaya penulisan buku sehingga menjadi beberapa bab, yaitu :

Modifikasi Bab III

Substansi bab 3 sebenarnya lebih terfokus pada metode, teknik pengumpulan data (instrumen) serta analisis data. Jika berupa PTK berisi langkah-langkah tindakannya. Ada beberapa alternatif yang dapat diterapkan. Benar-benar menghilangkan bab III, menginclude bab 3 di bab 2 atau menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan. Menghilangkan bab 3 maksudnya keseluruhan isi bab 3 dihilangkan, sebab bunyi bab 3 sebenarnya bisa dicermati dari isi pembahasannya. Menginclude bab 3 di bab 2 maksudnya konsep pokok terpenting dari bab 3 digabung dalam bab 3. Misal dari contoh ini, langkah-langkah tindakan saya include di Bab V dengan sub Tahapan Penerapan Every One is Teacher Here Menggunakan Model Tindakan Kelas. Menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan maksudnya menyampaikan substansi isi bab 3 sebagai awal pembahasan. Namun narasi tersebut butuh kehati-hatian. Jika untuk kepentingan kenaikan pangkat bagi guru ASN, maka narasi tersebut perlu dipertimbangkan untuk dicantumkan

Modifikasi Bab IV

Bagian ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV. Dalam contoh yang saya berikan, Bab VI STRATEGI TIM QUIZ DALAM PEMBELAJARAN TIK. Pada buku bab IV dapat dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil penelitian yang menyatu dalam buku. Bab IV tidak lagi berisi data mentah seperti nilai dari setiap siswa berikut namanya. Foto pun hanya sekedar yang dibutuhkan sebagai pendukung. Misalnya saya pernah mengedit buku hasil lomba Dharma Wanita SMK se Provinsi Jawa Timur. Foto-fotonya full karena memang berisi cara membuat kerajinan, makanan.

Modifikasi Bab V

Pada laporan hasil penelitian, bab V biasanya diberi judul PENUTUP. Judul tersebut dapat dipertahankan. Hanya saja, isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian. Saya pernah mengedit desertasi yang bagian penutupnya komplit terkait dengan implikasi substansi isi buku

Modifikasi Lampiran

Lampiran yang disertakan hanyalah instrument penelitian atau data matang yang mendukung, bukan data-data mentah.

Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku

Pertama, keaslian laporan hasil penelitian.

Tindakan Plagiat tidak dibenarkan terlebih karya seperti PTK kadang tidak dicek keasliannya. Namun saat diterbitkan jadi buku, maka penulis harus yakin betul bahwa karya yang akan diterbitkan memang oroginal punya penulis sendiri. Kalau karya seperti skripsi, tesis apalagi desertasi akan langsung ketahuan jika plagiat karena sudah ada generate machine untuk pengecekannya.

 

 

Kedua , menghindari kompilasi yang terlalu banyak.

Include saja pendapat pada ahli yang mendukung substansi ini, sisanya mengembangkan dengan analisis dari sudut pandang penulis. Mengapa demikian, saat penulis menerbitkan buku dari hasil KTI-nya sedang otomatis dia sedang menyuguhkan bahan pustaka kepada pembaca. Kegiatan sekedar meng-copas pendapat asli para pakar perlu dihindari dengan mengubah gaya penulisan kutipan

Ketiga memilah dan memilih data yang dipublikasikan.

Data matang saja yang disajikan agar buku berbobot dan tidak bombastis

Keempat, modifikasi bahasa buku. Hindari pemakaian penanda transisi menurut hal itu sesuai dengan pendapat lebih lanjut si A menyatakan berdasarkan hal tersebut. Termasuk menyebutkan kata penelitian ini, peneliti, bahkan penulis

Kelima, hindari pengambilan sumber kutipan berantai atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Keenam, wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku.

Ketujuh, memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN khususnya jika akan dinilaikan untuk KP sesuai Buku 4 PKB

Demikian sajian saya, tepat 1 jam pemaparan

Terima Kasih

Usaha Penerbitan Buku

  Judul   :   Inovasi Penerbitan Buku   Resum ke-   :   30   Resume ke.        : 30 Gelombang        : 28 Hari...